MEDIAJEMBER.COM — Perkumpulan Spesialis Bedah Anak Indonesia (PERBANI) wilayah Jawa Timur – Bali – Nusa bekerja sama dengan institut pelatihan RSD dr. Soebandi Jember mengadakan seminar penyuluhan kesehatan bertajuk “Seminar Deteksi Dini Kelainan Bedah Bawaan Bayi Baru Lahir”, berlangsung di Aula Masjid Darusyifa, RSD dr. Soebandi Jember, pada hari Sabtu, 19 Oktober 2024.
Seminar ini dihadiri oleh 75 tenaga kesehatan yang terdiri dari dokter umum, perawat, dan bidan dari Puskesmas dan fasilitas Kesehatan pertama lainnya. Seminar ini menekankan pentingnya deteksi dini dalam kasus kelainan bawaan lahir serta penanganan berintegrasi untuk mendapatkan hasil yang optimal.
Kegiatan ini dilatarbelakangi oleh tingginya angka kasus kelainan bawaan yang sering terlambat didiagnosis, yang berpotensi mempengaruhi kualitas hidup anak. Secara global, diperkirakan satu dari 33 bayi terlahir dengan kelainan bawaan, yang mencakup berbagai kondisi seperti atresia ani dan hernia diafragmatika.
Dr. Made Walmiky Budi, Sp. BA, M.Ked.Klin, yang menjadi ketua pelaksana, menggarisbawahi peran teknologi dalam deteksi dini. Dalam pemaparannya, ia menjelaskan bahwa alat seperti USG prenatal dan tes skrining neonatal bisa membantu mendeteksi kelainan sebelum dan setelah kelahiran. Hal ini memungkinkan intervensi medis direncanakan lebih awal, yang sangat penting untuk kondisi yang dapat mengancam nyawa.
Seminar ini dimoderatori oleh dr. Bela Mayvani Rachman, Sp.BA, M.Ked.Klin, dan peserta diberikan informasi mengenai deteksi dini kelainan bedah bawaan serta penanganan awal. Dr. Poerwadi, Sp.BA, SubSp.D.A (K), juga menekankan pentingnya kolaborasi antara keluarga, tenaga medis, dan pemerintah dalam mengidentifikasi dan menangani kelainan bawaan. Ia menekankan bahwa kelainan jantung dan pencernaan sering kali mengancam nyawa dan perlu penanganan menyeluruh.
Dalam acara tersebut, beberapa studi kasus dibagikan untuk menunjukkan efektivitas intervensi dini. Misalnya, pada kasus hernia diafragmatika yang terdeteksi melalui USG prenatal, tindakan pembedahan dilakukan segera setelah bayi lahir, yang memungkinkan bayi untuk tumbuh dan berkembang normal. Dr. Olivia Listiowati Prawoto, Sp.OG, juga membahas pentingnya deteksi dini bagi ibu hamil dengan risiko kelainan bawaan melalui USG prenatal.
Peserta juga mendapatkan pelatihan tentang tindakan pertolongan pertama yang diperlukan untuk kasus kelainan bawaan, termasuk hernia diafragmatika dan gastroschizis. Dr. Nurul Ima Suciwiyati, Sp.A, M.Ked.Klin., menjelaskan bahwa penanganan pada “Golden Minute” atau menit pertama setelah kelahiran sangat berpengaruh terhadap peluang survival bayi.
Selain itu, dr. Supangat, M.Kes, PhD, Sp.BA menekankan pentingnya seminar seperti ini untuk mencapai visi kesehatan anak yang lebih baik di Indonesia. Ia berharap bahwa dengan meningkatnya kesadaran dan pengetahuan, lebih banyak bayi dengan kelainan bawaan akan mendapatkan perawatan yang tepat waktu.
Pemerintah Indonesia menunjukkan komitmen terhadap kesehatan anak-anak dengan rencana menambah jumlah tenaga spesialis bedah anak sebanyak 20 hingga 30 orang per tahun. Hal ini disampaikan dalam pertemuan antara PERBANI dan Wakil Menteri Kesehatan, Prof. dr. Dante Saksono Harbuwono, SP.PD-KEMD., Ph.D pada Agustus 2024. Langkah ini diharapkan dapat memperluas akses layanan bedah anak, terutama di daerah-daerah dengan kekurangan tenaga spesialis.
Dengan penyuluhan kesehatan ini, diharapkan semakin banyak tenaga medis yang mampu melakukan deteksi dini kelainan bawaan, sehingga intervensi medis dapat dilakukan lebih cepat dan tepat. Kolaborasi antara pemerintah, tenaga medis, dan masyarakat menjadi kunci dalam memastikan anak-anak Indonesia yang lahir dengan kondisi khusus dapat tumbuh dan berkembang optimal. Pemeriksaan rutin dan kesadaran masyarakat tentang deteksi dini adalah faktor penting dalam mendukung pertumbuhan anak menuju Indonesia Emas 2045.
Sumber Berita : PERBANI