MEDIAJEMBER , Gumukmas Jember — Puluhan petani di kecamatan Gumukmas mendatangi kantor Camat untuk menyampaikan aspirasinya terkait kelangkaan dan mahalnya harga pupuk bersubsidi, Kamis (03/08/2023).
Kedatangan puluhan petani ini diterima di pendopo Praja Mukti Kecamatan Gumukmas oleh Muspika dan UPTD dinas Pertanian setempat.
Perwakilan petani M. Subur mengatakan, “Kehadiran puluhan petani untuk menyampaikan aspirasi kepada Muspika Gumukmas seputar kelangkaan Pupuk bersubsidi. Kalaupun ada pupuk, kios menjualnya dengan harga mahal melebihi HET (Harga Eceran Tertinggi).”
Kata dia, Warga meminta kepada Muspika Gumukmas untuk menindaklanjuti aspirasi warga dan mencari jalan keluarnya.
“Kami ingin kios-kios nakal yang menjual pupuk subsidi dengan harga melebihi HET segera ditindak. Karena sangat memberatkan petani, biaya produksi dan panen tak seimbang.” Ujarnya.
Subur menyampaikan, beberapa kios menjual pupuk Urea subsidi dijual dengan harga Rp150.000,- padahal harga eceran normal Rp112.500,-. Phonska harga normal Rp115.000,- tetapi dijual kios Rp150,000,- hingga Rp200.000,-.
“Ini sudah melanggar peraturan Menteri perdagangan nomer 15/M-DAG/PER/14/2013 tentang pengadaan dan penyaluran pupuk bersubsidi untuk sektor pertanian. Dalam Permen ini sudah ditentukan harga eceran tertinggi yang boleh dijual ke petani, dan apabila melanggar ada sanksi hukumnya,” Subur.
Petugas pemantau pupuk dari dinas pertanian Kabupaten wilayah Puger dan Gumukmas Jember, Eko Suwasono kepada media menyampaikan pihaknya akan menindaklanjuti keluhan petani.
“Kita akan melakukan penyelidikan apakah memang benar banyak kios pupuk yang diduga nakal.
“Kami akan berkoordinasi dengan distributor, karena kios adalah bawahan distributor. Apabila nanti ditemukan kios nakal kami akan melakukan tindakan dengan melakukan pembinaan.” Pungkas Eko Suwasono.
Sementara itu, Imam petani dari desa Purwoasri mengatakan,” Kami mohon Muspika dan Dinas pertanian merespon keluhan petani, jangan sampai pupuk langka dan harga melebihi HET. Mohon hasil pertemuan ini diteruskan ke pimpinan lebih atas.”
Penulis : Heri Santoso