MEDIAJEMBER.COM — Di musim penghujan, banyak masyarakat yang secara swadaya melakukan fogging nyamuk di lingkungan mereka. Fogging dianggap sebagai cara yang paling efektif untuk membunuh nyamuk penyebab demam berdarah.
Namun, menurut Dr. Wike Wahyu Wijayanti, Kepala Puskesmas Balung, kegiatan fogging nyamuk secara swadaya tidak efektif. Fogging tidak dapat membunuh jentik nyamuk yang ada di genangan air.
“Selain itu, dampak fogging terhadap kesehatan masyarakat sangat mengganggu. Gas yang dihasilkan bisa menyebabkan sesak napas, gangguan paru-paru, alergi kulit, hingga keracunan makanan.” Katanya.
Fenomena ini semakin parah jika fogging dilakukan secara ilegal. Penggunaan bahan cairan yang tidak diketahui dapat berisiko bagi kesehatan. Oleh karena itu, pencegahan wabah demam berdarah sebaiknya dilakukan dengan cara yang lebih aman dan efektif.

Dr. Wike mengatakan, “Langkah paling efektif untuk mencegah demam berdarah adalah dengan rutin melakukan PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk).”
Salah satu metode PSN yang populer adalah 3M: menguras, menutup, dan mengubur wadah-wadah yang dapat menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk.
Berdasarkan data Puskesmas Balung, pada bulan Januari 2025 tercatat 2 kasus penderita demam berdarah. Sementara itu, jumlah kasus demam dengue atau demam panas tercatat sebanyak 7 kasus.
Dengan melakukan langkah pencegahan yang tepat, kita dapat mengurangi risiko penyebaran penyakit tersebut. Apabila ada warga yang terjangkit Demam Berdarah segera membawa ke Puskesmas terdekat.
Selanjutnya pihak Dinas kesehatan akan melakukan observasi dan menentukan apakah perlu tindakan fogging atau tidak.
Penulis : Heri Santoso