Lojejer, MEDIAJEMBER.COM — Pendirian minimarket di dekat Pasar Tradisional Desa Lojejer, Kecamatan Wuluhan, menuai protes dari para pedagang.
Paguyuban Pedagang Pasar memasang spanduk penolakan pada Selasa (14/01/2025) malam di berbagai lokasi strategis. Spanduk tersebut dipasang di depan Pasar Tradisional Lojejer dan di lokasi rencana pendirian minimarket.
Aksi pemasangan spanduk dilakukan sebagai bentuk protes kepada pemerintah desa, Muspika Wuluhan, dan dinas terkait. Para pedagang menilai keberadaan minimarket akan mengurangi pendapatan pedagang pasar tradisional.
Lokasi minimarket yang dekat dengan pasar dianggap tidak adil dan bisa merugikan pedagang kecil. Selain itu, pendirian minimarket dinilai melanggar Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 3 Tahun 2008.
Perda tersebut mengatur perlindungan dan pemberdayaan pasar tradisional serta penataan minimarket. Para pedagang juga menyebut pelanggaran terhadap Peraturan Bupati Jember Nomor 8 Tahun 2013 dan Perda Nomor 6 Tahun 2016.

Koordinator aksi, Jamadi, menyampaikan bahwa pedagang menolak keberadaan minimarket, karena akan mengurangi pendapatan pedagang pasar tradisional desa Lojejer.
“Sebanyak 28 pedagang, sebelah mini market dan sekitar pasar menolak keberadaan minimarket ini. Dampaknya penghasilan kami akan menurun.”
Jamadi menyampaikan, paguyuban pedagang pasar tradisional desa Lojejer telah mengirim surat penolakan ke DPRD Kabupaten Jember dan dinas terkait. Surat tersebut juga ditujukan kepada Disperindag Jember, PTSP Jember, Satpol PP Jember, Camat Wuluhan, dan Kepala Desa Lojejer.
Penulis : Heri Santoso