Grebeg Suro Kepanjen Meriah, Sholawat dan Santunan Anak Yatim Dongkrak UMKM Lokal

waktu baca 2 menit
Selasa, 22 Jul 2025 21:22 39 Heri Santoso

MEDIAJEMBER.COM — Pemerintah Desa Kepanjen, Kecamatan Gumukmas, Jember, menggelar Gebyar Sholawat dan santunan anak yatim, Selasa malam (22/7/2025).

Kegiatan ini menjadi bagian dari tradisi bersih desa yang dikenal sebagai Grebeg Suro. Acara tahunan ini berlangsung meriah dan sarat nilai spiritual.

Sebanyak 11 grup hadrah dari 3 dusun di Kepanjen tampil menghibur warga. Penampilan seni Islami itu disambut antusias oleh masyarakat.

Grebeg Suro di Desa Kepanjen

Penampilan salah satu grup Hadrah dalam acara Grebeg Suro di desa Kepanjen

Kepala Desa Kepanjen, Sukamid, menyampaikan bahwa Grebeg Suro adalah bentuk syukur warga atas limpahan rezeki dan kesehatan.

“Kami juga memberikan santunan kepada 33 anak yatim,” ujarnya.

Selain sebagai sarana ibadah dan hiburan, Grebeg Suro tahun ini juga memberi kesempatan tampil bagi kelompok seni bernuansa Islami.

“Kami ingin menggairahkan seni budaya Islam di kalangan anak muda,” lanjut Sukamid.

Menurutnya, acara ini juga mendorong roda ekonomi desa. Puluhan pelaku UMKM lokal membuka lapak di sekitar lokasi acara.

Dari makanan tradisional, minuman segar, kerajinan tangan, hingga pakaian Muslim, semua ramai dikunjungi warga.

“Alhamdulillah dagangan saya laris,” kata seorang penjual makanan ringan asal Dusun Krajan.

Ia mengaku omzetnya naik dua kali lipat dibanding hari biasa. “Kalau bisa acara seperti ini lebih sering diadakan,” tambahnya sambil tersenyum.

UMKM grebeg Suro desa Kepanjen

Jajaran pedagang UMKM di area sekitar kegiatan Grebeg Suro Kepanjen

Bagi pelaku UMKM, Grebeg Suro bukan hanya ajang promosi tapi juga momen menambah pelanggan tetap. Apalagi, sebagian pembeli datang dari luar desa.

Sukamid berharap tradisi ini tetap hidup dan berdampak luas. “Bersih desa bukan hanya soal spiritual, tapi juga kesejahteraan ekonomi,” ujarnya.

Grebeg Suro Kepanjen akan ditutup dengan pagelaran wayang kulit Selasa malam (23/7/2025). Wayang dipilih sebagai simbol perpaduan budaya dan dakwah.

Grebeg Suro desa Kepanjen

Emak-emak warga Kepanjen saat menyantuni dan mengusap anak yatim

Ratusan warga dipastikan hadir. Acara ini diyakini menjadi penutup yang sakral dan menghibur.

Sementara seorang warga, Hariono berharap Grebeg Suro tahun depan lebih meriah. “Tradisi ini harus terus dijaga. Kita dapat berkah, hiburan, dan rezeki,” ujarnya.

“Grebeg Suro Kepanjen menjadi bukti bahwa tradisi lokal mampu menyatukan spiritualitas, budaya, dan geliat ekonomi kerakyatan,” pungkasnya.

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA